cover
Contact Name
Ratih Oktarina
Contact Email
jurnal.eki@cheps.or.id
Phone
+6281235134100
Journal Mail Official
jurnal.eki@cheps.or.id
Editorial Address
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 25278878     EISSN : 25983849     DOI : 10.7454
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, Jurnal EKI, presents scientific writings on information and updates of health economic in collaboration with Centre for Health Economic and Policy Studies (CHEPS) Universitas Indonesia and INAHEA (indonesian Health Economic Association). Jurnal EKI is published four times (four number) annually (per volume) in two languages (Bahasa Indonesia and English) electronically and printed. It includes research findings, case studies, and conceptual fields, namely: health economic, health insurance, health administration/policy, pharmaco-economic, and Health Technology Assessment (HTA).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019)" : 5 Documents clear
Ekuitas Layanan Rawat Inap Rumah Sakit di Indonesia Devi Senja Ariani; Pujiyanto Pujiyanto
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.161 KB) | DOI: 10.7454/eki.v4i1.2371

Abstract

Abstrak Dalam rangka mendorong tercapainya UHC di Indonesia, pemerintah menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satu tujuan program JKN adalah perbaikan akses dan ekuitas utilisasi pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekuitas utilisasi layanan rawat inap pada tahun 2015 dan 2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil SUSENAS tahun 2015 dan tahun 2016 dengan analisis menggunakan kurva konsentrasi dan indeks konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa utilisasi layanan rawat inap di rumah sakit pada kelompok peserta JKN meningkat pada tahun 2015 ke tahun 2016. Penduduk kaya lebih banyak memanfaatkan pelayanan rumah sakit dibandingkan dengan penduduk miskin, hal tersebut dibuktikan dengan kurva konsentrasi yang berada dibawah garis diagonal (garis ekuitas) dan nilai indeks konsentrasi yang bernilai positif yaitu 0.0336 pada tahun 2015 dan 0.0382 pada tahun 2016. Terjadi peningkatan inekuitas utilisasi layanan rawat inap di rumah sakit pada tahun 2015 ke tahun 2016 yang dilihat dari selisih nilai indeks konsentrasi sebesar 0.0045. Inekuitas utilisasi layanan rawat inap di rumah sakit yang pro kaya disebabkan oleh ketidaksetaraan umur, pendapatan, pendidikan, wilayah regional tempat tinggal serta kepemilikan JKN. Sedangkan variabel jenis kelamin dan pekerjaan mengurangi inekuitas dalam utilisasi layanan rawat inap di rumah sakit pada tahun 2015 dan 2016. Abstract In order to encourage the achievement of UHC in Indonesia, the government organized National Health Insurance (JKN) program. One of the objectives of the JKN program is the improvement of access and equity utilization of health services. This study aims to analyze Equity of Inpatient Utilization in Health Service in second and third year of JKN program implementation in 2015 and 2016. This study uses secondary data of SUSENAS in 2015 and 2016 with analysis using concentration curve and concentration index. The results showed that the Utilization of inpatient services in hospitals in the JKN group of participants increased in 2015 to 2016. The richer population utilizes more Health Service than the poor, as evidenced by concentration curves below the diagonal line (equity line) and the value of the positive concentration index of 0.0336 in 2015 and 0.0382 in 2016. There was an increase in inequity utilization in inpatient services in 2015 to 2016 which was seen from the difference of concentration index value of 0.0045. Pro-rich inequity caused by inequalities in age, income, education, regional residence and JKN ownership. While sex and job variables reduce inequality in inpatient service utilization in hospital by 2015 and 2016. 
Perhitungan Biaya Satuan Pada Tindakan Intensive Unit Care di Rumah Sakit X di Jember Melalui Metode Activity Based Costing (ABC) Eri Witcahyo
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.391 KB) | DOI: 10.7454/eki.v4i1.2781

Abstract

Abstrak Rumah sakit X di Jember merupakan salah satu rumah sakit pemerintah dengan status C. Di Era JKN, skema pembayaran di rumah sakit menggunakan paket tarif INA CBG’s. Berdasarkan hal tersebut, rumah sakit dapat menghasilkan profit namun di sisi lain bisa pula mendapatkan kerugian, oleh karena itu pelayanan kesehatan yang efisien sangat dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi produk pelayanan dan menghitung biaya satuan produk pelayanan di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit X. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Unit analisis dalam penelitian ini adalah ICU di rumah sakit X di Jember. Metode perhitungan biaya satuan yang digunakan adalah Activity Based Costing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan di ICU terdapat 21 produk pelayanan dengan biaya satuan yang beragam. Biaya satuan tertinggi sebesar Rp. 176,954, - (resusitasi jantung paru), dan terendah sebesar Rp. 27,061, - (injeksi intravena) dan rata-rata sebesar Rp. 75,959, -. Kesimpulan menunjukkan bahwa biaya satuan sangat dipengaruhi oleh sumberdaya yang digunakan, semakin efisien sumberdaya yang digunakan maka semakin kecil biaya satuan yang dihasilkan, sehingga apabila dibandingkan dengan tarif paket INA CBG’s akan mampu menghasilkan keuntungan atau surplus bagi rumah sakit. Abstract Hospital X in Jember is one of the government hospitals with C type status. In National Health Insurance (JKN) era, the payment scheme in hospital by using the INA CBG’s tariff package. Hospital could have profit or even loss, therefore health services effiency was needed. The objective of study was to identify service product and calculate of service product unit cost at Intensive Care Unit (ICU) in Hospital X in Jember. The type of this research was observational descriptive with cross sectional approach. The unit of analysis was ICU at Hospital X in Jember. The unit cost calculation method is using Acivity Based Costing. The result of the study shown that there were 21 service products that have various unit costs. The highest was Rp. 176,954, - (cardiac pulmonary resuscitation), the lowest was Rp. 27,061,- (intravena injection) and an average of Rp. 75,959, -. The conclusion shown that unit cost was strongly influenced by the resources used, the more efficient resources used for effective services, the smaller unit cost could get. Compared to INA CBG’s package tariff it will be able to create profit surplus for hospital.
Determinan Sosial Ekonomi Konsumsi Minuman Berpemanis di Indonesia: Analisis Data Susenas 2017 Widi Astutty Casimira Daeli; Atik Nurwahyuni
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.935 KB) | DOI: 10.7454/eki.v4i1.3066

Abstract

Abstrak Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) atau yang dikenal dengan minuman berpemanis bergula adalah cairan yang ditambah­kan dengan berbagai macam bentuk gula. Konsumsi minuman berpemanis berlebih berkontribusi terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penambahan berat badan, meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2 serta penyakit kardiovaskuler. PTM dapat dicegah sedini mungkin dengan mengurangi konsumsi kalori dalam gula. WHO menyarankan orang dewasa dan anak-anak untuk mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10% dari total asupan energi dan dilanjutkan hingga kurang dari 5% dari total asupan energi. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial ekonomi yang memengaruhi konsumsi minuman berpemanis. Menggunakan data sekunder dari survey sosial ekonomi nasional (Susenas) Tahun 2017 dengan model two part (OLS, Probit dan Tobit). Variabel akses internet merupakan variabel yang konsisten berhubungan dengan penurunan pengeluaran dan partisipasi rumah tangga untuk konsumsi minuman berpemanis. Oleh karena itu, perlu meningkatkan sosial­isasi promosi iklan layanan kesehatan masyarakat terkait bahaya konsumsi minuman berpemanis berlebihan dan pencantu­man batas aman konsumsi minuman berpemanis pada label kemasan. Abstract Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) are added liquids with various of sugar. Consumption of SSBs contributes to Non-Communicable Diseases (NCDs) such as weight gain, increasing the risk of type 2 diabetes mellitus and cardiovascular diseases. NCDs can be prevent­ed as early as possible by reducing the consumption of calories in sugar. WHO recommends adults and children to reduce sugar intake to less than 10% of total energy intake and continue to less than 5% of total energy intake. This study aims to determine the socio-eco­nomic factors consumption of SSBs. We employed secondary data from the 2017 National Socio-Economic Survey (Susenas) with two-part models (OLS, Probit and Tobit). We found that internet access is consistently associated with lower household expenditure and consumption of SSBs. Therefore, it is necessary to increase the promotion of public health service advertising related to the danger of excessive consumption of SSBs and the inclusion of safe consumption of SSBs on packaging labels.
Penghitungan Biaya Satuan pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit X Jambi menggunakan Metode Step Down Susilo Wulan; Ade Herman Surya Direja; Dian Reflisiani
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.683 KB) | DOI: 10.7454/eki.v4i1.2770

Abstract

Abstrak Tanggung jawab Rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat, sehingga penentuan tarif dengan perhitungan biaya aktual sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih presisi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya satuan dan analisis perbandingan biaya antar unit di instalasi rawat jalan menggunakan metode step down. Penelitian ini merupakan bagian dari partial economic evalution yaitu hanya memotret deskripsi biaya dari suatu objek (cost object) tanpa membandingkan luaran layanan dari unit yang di analisis. Tahapan analisis data meliputi identifikasi sumber dari pusat biaya dengan menentukan final cost, intermediate cost dan indirect cost, tahap kedua yaitu mengidentifikasi dan menghitung biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Hasil penelitian menujukkan biaya satuan tertinggi terdapat di poli gigi dan mulut sebesar Rp 621.100,99 /kunjungan sedangkan biaya satuan terendah di poli penyakit dalam yaitu sebesar Rp 214.307,51/kunjungan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam perubahan ataupun penyesuaian tarif layanan dan menjadikan bahan evaluasi pada poli rawat jalan agar lebih efisien dalam pengelolaanya. Abstract Hospital has a responsibility to provide quality and affordable health care to the community. Therefore, determining tariffs by calcu­lating the actual cost is very important, especially for internal stakeholders in undergoing cost analysis, performance evaluation and decision making, including tariff negotiation with external stakeholders. This research objective is to calculate unit costs and compar­atively analyzing costs between units in an outpatient installation using the step-down method. This research used a partial economic evaluation which only portrays the description of cost object without comparing the output from the analyzed unit. The stages of data analysis include identifying the resource of cost center by firstly determining the final cost, intermediate cost and indirect cost, the second stage is identifying and calculating investment cost, operational cost, and maintenance costs, the third stage is determining the allocation basis, and the fourth stage is calculating the total cost. The highest unit cost occurs in dental poly at Rp.621.100,99/visit, while the lowest unit cost is in internal medicine which is Rp.241.307,51/visit. It is hoped that the results of this study can be taken into consideration in the changes made by service rates and making evaluation materials on outpatient care so that they are more efficient in their management.
Determinan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Penerima Program Keluarga Harapan Wulan Sari; Mardiati Nadjib
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.055 KB) | DOI: 10.7454/eki.v4i1.3087

Abstract

Abstrak Kemiskinan merupakan permasalahan sosial bersifat multidimensi dan berhubungan dengan permasalahan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial lainnya. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) secara nasional mencapai 57,9%, 32,9% tidak lengkap dan sebanyak 9,2% tidak diimunisasi, sementara indikator cakupan secara nasional minimal 90% Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan apakah yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Lokasi penelitian berada di 34 provinsi. Jumlah populasi sebanyak 9.205 responden dengan menggunakan data sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan capaian imunisasi dasar lengkap sebesar 97,34% dan 2,66% tidak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan variebel umur dan status perkawinan berhubungan positif serta berpengaruh secara signifikan, Variabel pendidikan dan pekerjaan berhubungan secara signifikan namun berhubungan negatif dalam cakupan imunisasi dasar. PKH telah memberikan kesempatan dan akses kepada rumah tangga miskin untuk melaksanakan program imunisasi dasar lengkap. Oleh karena itu diperlukannya penguatan supervisi terhadap ibu muda, ibu dengan status cerai, serta ibu yang bekerja guna meningkatkan pengetahuan, membangun kesadaran, menjaga serta memperkuat perubahan perilaku terkait, pengasuhan dan kesehatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi dasar pada bayi. Abstract Poverty is a multidimensional social problem and related to the problems of health, education and other social welfare. National Basic Immunization Coverage (IDL) reached 57.9%, with 32.9% was incomplete and 9.2% were not immunized, while national coverage indicators were at least 90%. This study aims to determine the determinants that affects basic complete immunization coverage for babies receiving the Family Hope Program (PKH). The study design used was cross sectional. The research was located in 34 provinces. The total population is 9,205 respondents using secondary data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) in 2017. The research shows that the achievement of complete basic immunization is 97.34% and 2.66% is incomplete. The results shows that age and marital status are positively related and significantly influence the basic immunization coverage, while education and employment variables are significantly associated but negatively related to basic immunization coverage. PKH has provided opportunities and access to poor households in implementing a complete basic immunization program. So it is necessary to intensify the supervision of young mothers, divorced mothers and working mothers to boost knowledge, build awareness, maintain and strengthen related behav­ioral changes, health and care to increase the coverage of basic immunization in infants.

Page 1 of 1 | Total Record : 5